Cara Efektif Cegah Penyakit Menular via Hewan

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggulirkan konsep one health untuk menangani penyakit yang menular yang penyebarannya bisa meluas ke berbagai negara. Ini pula yang menjadi dasar kerjasama antara Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Hewan UGM dengan University Minnesota, dan Tufsts University, Amerika Serikat, untuk mengembangkan aplikasi one health lewat tukar pengetahuan dan pengalaman, kolaborasi riset, serta pertukaran dosen dan mahasiswa.

Salah salah satu penyakit menular dari hewan contohnya mewabahnya flu babi di Meksiko. Umumnya penyakit ini hasil dari interaksi antara manusia dengan hewan dan manusia dengan lingkungannya. Sehingga untuk penanganannya dilakukan lewat kolaborasi antar mutlidisiplin dan multisektor melalui konsep one health.

Pakar Mikrobiologi FK UGM, dr. Abu Tholib M.Sc, Ph.D, Sp.MK, menuturkan konsep one healthsangat dibutuhkan di Indonesia. Pasalnya Indonesia merupakan bagian dari kawasan Asia Tenggara yang dianggap menjadi endemik terbesar munculnya jenis penyakit infeksi baru. Diantaranya penyakit flu burung, malaria, dengue, TBC, rabies dan sebagainya, yang kini terus mengalami perkembangan dan perubahan akibat mutasi genetik. “Jika tidak diantisipasi, penyakit baru dari Indonesia bisa menyebar ke seluruh dunia dalam satu minggu,” kata Abu Tholib di Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, Selasa 8 Mei 2012.

Melalui konsep one health, lanjutnya, penyakit infeksi dari zoonosis dapat diatasi secara intensif dan lebih awal. Namun diperlukan pendidikan dan pelatihan yang melibatkan berbagai peneliti dari berbagi disiplin ilmu meliputi dokter, dokter hewan, ahli gizi, perawat, ahli ekologi dan ilmuwan sosial.

Senada pakar zoonosis FKH UGM, Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama, menegaskan penanganan penyakit zoonosis tidak bisa ditanggulangi lewat penanganan dokter manusia namun juga butuh keterlibatan dokter
hewan. “Penyebaran penyakit ini berpindah dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Sehingga perlu penanganan penyakit hewan yang lebih intensif,” katanya.

Diakui Wayan, penyakit dari hewan tersebut tidak terlepas dari dampak kebiasaan dan perilaku manusia sebagai hasil interaksi dengan hewan. Mau tidak mau, interaksi tersebut sebagai medium penularan.

Peneliti dari University of Minnesota, Linda Olson Keller mengatakan pengawasan dan kontrol penyebaran penyakit harus melibatkan banyak peneliti dari berbagai bidang ilmu. Di Amerika ditemukan rata-rata satu jenis penyakit baru yang muncul setiap tahunnya. Kendati bisa dibilang tidak semuanya betul-betul baru, karena diantaraya hasil dari perubahan dan perkembangan dari penyakit sebelumnya yang sudah ada. “Paling tidak kita temukan satu penyakit baru tiap tahun,” katanya.

Wanita yang sering diminta oleh departemen kesehatan Amerika Serikat ini mengatakan penyakit jenis influenza masih menjadi sorotan dan mendapat pengawasan intensif Departemen Kesehatan Amerika. Flu babi di Meksiko dan West Nile Virus (Virus Nil Barat) dari Timur Tengah terus dipantau agar tidak sampai mewabah ke Amerika Serikat.

Heboh Obat “Sapu Jagat” dari Daging Manusia

Belasan ribu pil yang berisi bubuk manusia yang berusaha diselundupkan dari China ke Korea Selatan berhasil digagalkan petugas bea cukai Korea Selatan. Pil-pil ini diklaim dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Pil ditemukan berasal dari jasad bayi, baik yang lahir mati maupun yang diaborsi. Mayat para bayi diperjualbelikan, disimpan dalam lemari es dan diolah dalam klinik melalui proses pemanggangan di microwave hingga berubah menjadi bubuk.

Bubuk bayi manusia kemudian dicampur dengan berbagai ramuan herbal yang diklaim memiliki ragam khasiat. Penyebaran kapsul manusia ini sebagian besar diselundupkan dari China ke Korea Selatan. Meski pemerintah China berjanji memperkuat pengawasan, ribuan paket kapsul tetap lolos ke Korea Selatan.

Menurut agen bea cukai Korea Selatan seperti dilansir Dailymail, 35 upaya penyelundupan berhasil digagalkan sejak Agustus 2011 silam mencapai 17 ribu kapsul penguat stamina. Dalam sebuah tayangan dokumenter akhir tahun lalu, diperlihatkan bagaimana proses pembuatan kapsul dari mayat para bayi dilakukan di rumah penduduk dan klinik-klinik tertentu di China.

San Francisco Times
 melaporkan, tes yang dilakukan terhadap kapsul membuktikan kapsul tersebut mengandung 99,7 persen sisa-sisa manusia. Hasil tes bahkan dapat mengungkap jenis kelamin bayi-bayi malang yang digunakan sebagai obat. Selain mayat bayi, permintaan kapsul berisi plasenta juga banyak digunakan dalam obat.

Surat kabar China menemukan, Provinsi di bagian utara merupakan daerah penghasil kapsul manusia, khususnya wilayah Jilin yang dekat dengan Korea Utara.

Sebagian bayi dilaporkan dibiarkan meninggal dunia di ‘ruang sekarat’ karena keluarga telah memiliki satu orang anak, sesuai kebijakan pemerintah China. Di negara ini, 13 juta aborsi dilakukan setiap tahun, terutama keluarga pedesaan yang menghindari denda dan hukuman penguasa.

Pemerintah China juga menyatakan 38 persen wanita usia subur telah disterilkan, namun otoritas juga mengakui bayi yang diaborsi tidak dibuang untuk tujuan pengobatan.

Kedahsyatan Letusan Gunung Puyehue

Gunung Puyehue di Chile meletus pada hari Kamis (9/6) waktu setempat. Peristiwa ini memaksa pemerintah mengevakuasi sekitar 3.500 warganya ke lokasi yang lebih aman. Beberapa hari sebelum letusan, dari puncak gunung terus mengepul asap tebal yang dibarengi dengan kilatan petir tak berkesudahan. Fenomena kedahsyatan alam ini berhasil diabadikan oleh sejumlah fotografer.