“Jodohkan” Rambut dan Sepatu, Yuk!

Dua obsesi wanita, rambut dan sepatu. Keduanya bisa berkolaborasi membuat penampilan jadi lebih menarik. Apalagi, jika Anda memadukan gaya rambut dengan sepatu yang pas.

Meghan Cleary, seorang shoe expert dan penulis buku ‘Shoe are You?’, memberi tahu rahasia “menjodohkan” gaya rambut dengan sepatu yang. Baik rambut bob, pixie, lurus, bergelombang atau keriting ternyata jika dipasangkan dengan model sepatu tertentu akan memancarkan aura Anda dengan maksimal.

Bob
Sepatu pointed pump

Bagi wanita penyuka rambut bob, cenderung berkeprinadian mandiri. Ingin segala sesuatu bisa diselesaikan dengan cepat dan praktis. Dengan gaya rambut, penampilan  akan semakin menarik jika mengenakan sepatu model pointy toe.

Pixie cut
Sepatu boot

“Wanita dengan tata rambut pixie cut tak takut bermain dengan aspek feminitasnya, dengan memangkas rambutnya jadi sangat pendek,” kata Clearly.

Dengan gaya rambut yang sangat pendek ini, sangat pas mengenakan boots dengan tumit yang tak terlalu tinggi. Atau, sepatu datar saat ingin tampil lebih kasual.

Lurus dan panjang
Alas kaki high heels

Rambut yang lurus dan panjang bisa jadi pertanda high maintenance. Sangat menyukai gaya-gaya bohemian. Sangat pas mengenakan stiletto atau sepatu dengan aksen etnik.

Panjang bergelombang

Sepatu model pencil heel

Wanita dengan gaya rambut ini memiliki jiwa yang bebas dan suka hal-hal yang klasik. Sepatu yang cocok dikenakannya adalah model open toe. Sedangkan untuk bersantai, sangat pas mengenakan sandal bertali atau sandal jepit klasik.

Keriting

Sepatu Wajib Punya - Flat Shoes

Sepatu yang paling pas untuk si pemilik rambut keriting adalah sepatu datar. Apalagi, jika rambutnya dikuncir kuda agak tinggi. Aksen keriting terlihat di kunciran dan sepatu datar membuat penampilan jadi lebih segar.

Karena Sushi, Ikan Tuna Terancam Punah

Populasi ikan tuna di laut lepas dinyatakan hanya tinggal separuh jumlahnya dibanding 50 tahun yang lalu. Dalam kurun waktu 50 tahun ke depan, tuna diprediksi akan punah. Sedikit banyak, meningkatnya popularitas sushi di seluruh dunia menyumbang pada kepunahan tuna.

Dilansir dari Daily Mail, Selasa 6 Desember 2011, populasi tuna kini semakin berkurang jumlahnya dalam 50 tahun terakhir. Beberapa varietas, terutama varietas mata besar, tuna sirip kuning, bahkan sirip biru yang langka ditetapkan terancam punah.

“Rata-rata populasi tuna sudah menurun sebesar 60 persen dibandingkan setengah abad lalu. Namun, jumlahnya lebih rendah untuk populasi tuna dewasa yang hanya 52 persen karena populasinya lebih berlimpah,” kata Maria Juan-Jorda, peneliti dari A Coruna University di Spanyol.

Di seluruh dunia, sebanyak 12,5 persen populasi tuna ditangkap per tahunnya. Tuna liar ditangkap, dimasukkan kandang yang mengapung, dan diberi makan ikan segar. Perkembangbiakannya tidak diatur dan jumlah tuna yang diekspor seringkali tak dicatat.

Selama beberapa dekade terakhir, jumlah dan kapasitas kapal penangkap tuna semakin meningkat seiring dengan melonjaknya jumlah orang yang mengonsumsi tuna. Negara-negara di Uni Eropa, Jepang, Taiwan, Korea, dan Amerika Serikat adalah yang paling banyak mengeruk keuntungan dari tuna, meskipun mereka tidak memiliki tempat perkembangbiakan sendiri.

“Jumlah penangkapan tuna per tahun meroket sejak 1950-an, bahkan mencapai 9,5 juta ton pada 2008. Selama setengah abad terakhir populasi tuna sudah berkurang setengahnya, namun tanpa mengurangi jumlah tangkapan, pendapatan, dan makanan bagi kepentingan kemanusiaan,” lanjut Juan-Jorda.

Permintaan Jepang akan ikan laut yang sering bermigrasi ini tergolong tertinggi di dunia. Bahkan banyak kapal penangkap tuna yang mengoperasikan pelacak tuna secara ilegal dari Negeri Matahari Terbit. Daging tuna mentah biasa digunakan untuk sajian sushi dansashimi di Jepang dan di seluruh dunia.

By fuid Dikirimkan di Dunia